Singaraja Panas, Ada Kesejukan Di Pasar Intaran
Ada tempat yang wajib dikunjungi saat pergi ke Singaraja tempat itu adalah Pasar Intaran. Pasar yang terletak di desa Bengkala Buleleng, kurang lebih dari 30, tak boleh di lewatkan untuk di kunjungi. Tenant dan event yang di suguhkan tiap sabtu minggunya. akan memberikan wawasan yang lebih dan sangat berarti. Suasana panas di Singaraja pun tak berpengaruh dengan sejuknya Pasar Intaran. Banyak pohon besar ditambah bangunan yang sebagian besar bersahabat dengan alam menambah sejuk dan arsi tempat itu.
Tumpek Landep usai bersembahyang di desa, aku dan istri berangkat ke Singaraja, jam 13.00 aku berangkat dari Batur. Cuaca yang cerah membuat perjalananku ke Singaraja tak ada halangan. Di dalam mobil aku menyeletuk, "eh besok ke Pasar Intaran yook, mungkin Diana ada disana besok." Ocehku di dalam mobil saat kami memasuki desa Bila sebelum desa Bengkala."Yook dah, emang Diana ada coba ne telpon dulu." Jawab istriku. Ya besok aja dah dihubungi, biasanya kita kan gitu tiba-tiba datang. Hehehe
Sampainya di Singaraja aku melakukan persembahyangan di rumah istri. Upacara itu sampai larut malam namun kami tidak ikut sampai selesai. Usai persembahyangan dan menonton beberapa tarian, kami bergegas untuk pulang dan beristirahat.
Keesokan harinya, jam 9 pagi kami bangun sarapan dan mck kami lakukan sembari mengecek kerjaan yang bisa dikerjakan online leptop dan hp selalu kami bawa walaupun sedang libur, tak terasa waktu sudah siang, kamipun bersiap siap untuk balik ke Ubud. Akhirnya kami berangkat ke Ubud melalui jalan Kintamani ibuku menyarankan kami lewat Kintamani karena jalan di Bedugul pasti macet sebab sedang ada perbaikan dan weekend.
Jam 13.00 cuaca sedang terik-teriknya kami berangkat, panasnya Singaraja memang tak bisa di komentari, membuat kami merasa kehausan, keraguan untuk singgah di Pasar Intaran pun muncul. "Singgah apa dak soalnya sudah siang" Ucapku sambil menyetir mobil."Yaa, kita singgah aja kesana sambil beli daluman. Kayaknya disana ada daluman dan minuman dingin. Gini panasnya nx". Ajak istriku.
Akupun pasang rating kiri di desa Bengkala. Bangunan yang didominasi bambu itu menimbulkan keraguan. Benar atau tidak Pasar Intaran itu, tapi beberapa mobil dan motor terparkir di areal itu, sepertinya sih memang itu tempatnya.
Aku langsung telpon Diana "ije cai din, ake di mukak pasar intaran cai ade ditu" Tanyaku menggunakan panggilan video call kurang lebih artinya dimana kamu din. Aku di pasar intaran. "Oo mai be mecelep cing, singgah malu ake di tengah" Jawabnya iya, ayok masuk saja singgah dulu. Aku dan istripun masuk ke Pasar Intaran itu. Awalnya aku langsung masuk saja, dan melihat beberapa produk yang terdisplay dengan menarik ingin rasanya aku membeli. Tapi aku ingat dengan tujuanku untuk membeli minuman dingi, tolah-toleh sambil mencari Diana aku tertuju pada penjual minuman. "Nah itu yook beli, kamu mau minum apa, kopi, buah atau minuman lain." Tanyaku pada istri. "Ya minuman apa saja boleh yang penting dingin." Aku segera menuju booth itu. "Kak beli minuman coklat 1 berapa harganya kak. Apa bisa qris ?" aku yang mengeluarkan hp dari tas sampingku. "Maaf kak disini dak pakai uang. Jadi bisa pakai koin yang ditukarkan didepan." Jawab penjaga booth, Sontak aku kaget dengan konsep ini, sederhana tapi dengan konsep event yang mantap. Ya biasanya beberapa event di Ubud, Canggu, Kuta. Menerapkan sistem saldo di awal kemudian pembayaran di beberapa tenant menggunakan id card yang di berikan. Nah disini menggunakan koin yang terbuat dari kayu. Oke lah keunikan ini membuatku penasaran, aku dan istri balik lagi kedepan.
Harusnya tadi masuk tukar koin baru ke belakang belanja hehehe. Aku beli koin sebesar 50k. Selain es mungkin nanti kami berniat membeli cemilan lain. Es coklatpun jadi kami beli. Aku berkeliling sebentar dengan istri sambil menunggu Diana yang terlihat sibuk berdiskusi dengan komunitas lain. Pasar Intaran sering aku intip di ig banyak kegiatan komunitas yang dilakukan. Sharing sesion menjadi agenda rutin, diskusi bertukar pikiran aku lihat disana sangat aktif. Pasti keluar dari Pasar Intaran akan menemukan konsep-konsep baru dengan tukar pikiran bersama komunitas dan orang-orang yang luar biasa.
Aku masih nolah-noleh kesana kemari setiap pojok tempat memiliki keunikannya sendiri. Pertanyaan dalam hatiku kok bisa ya suasanaya sejuk ?? Padahal di luar panas sekali, kita nyebarang saja panasnya sudah menyengat. Tapi untunglah aku tidak mengantuk disana. Angin sepoi-sepoi menikmati es coklat dan daluman yang di beli istriku membuat hati pun menjadi sejuk.
Akhirnya Diana menemui kami berdua yang duduk di kursi putih. Obrolan dan diskusi kami lakukan, hal menarik adalah terkait tempat ini. Pasar Intaran dengan konsepnya, dan akhirnya disana terjawab pemilik Pasar Intaran merupakan seorang arsitek. Jelas saja ruangan yang dihadirkan memiliki konsepnya tersendiri seperti setiap sudut telah dipikirkan dengan historynya. Yang lebih menarik adalah beberapa bangunan disana katanya dibuat dari bahan bekas. Bahan bekas dalam pembangunan pasti memili tantangan sendiri mulai dari bentuk yang terbatas karena perlu menyesuaikan bahan, kekuatan bahan yang perlu diperhitungkan, konsep yang pas, tapi jika hal ini mampu dipadukan tentu bisa menjawab tantangan pembangunan ke depan bahwa bahan sisa pakai dapat dimanfaatkan kembali. Pengalamanku yang juga pernah membuat beberapa dekorasi mall menggunakan bahan bekas sangat sulit. Bahkan beberapa tukang atau vendor tidak mau melakukannya karena pengerjaannya lebih sulit dan bahkan harga produksinya sama, tapi nilai plusnya adalah dapat mengurangi sampah-sampah bangunan.
Tak lama kami mengobrol sekitar jam 14.30 aku memutuskan untuk balik ke Ubud. Karena ada pekerjaan yang menanti di Denpasar, mungkin lain kali kami akan berkunjung kesana lagi.
Comments
Post a Comment